- Back to Home »
- Teknologi »
- Thin Client vs Fat Client
Posted by : Elvin Pangadongan
Monday, 30 May 2011
Definisi mengenai thin client dapat dibaca di sini dan fat client di sini. Thin Client juga dikenal dengan istilah: diskless pc/workstation, dumb terminal, etc.
Sebelum anda lanjutkan membaca artikel ini ada satu hal yang perlu diperhatikan: Jika anda ingin warnet anda memberikan layanan multimedia dan game, lupakan solusi thin client. Thin Client tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan multimedia dan game. Thin Client dirancang untuk efisiensi dan pemanfaatan penuh kemampuan komputasi dari komputer server yang saat ini kekuatannya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan komputasi normal dan di sisi lain menurunkan biaya pemakaian, perawatan dan investasi perangkat secara keseluruhan dibanding solusi fat client. lebih lengkapnya silahkan baca di sini.
Setelah melihat sisi rancangan dan tujuan dari thin client network, maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa Thin Client cocok untuk sebuah sistem yang beban utamanya adalah aplikasi: Browser Internet, Messaging, Office dan image processing skala kecil. Jika warnet anda kebutuhan utama dari sebagian besar pelanggannya adalah aplikasi di atas maka thin client adalah solusinya. Jika kebutuhan pelanggan warnet anda adalah multimedia dan game maka sebaiknya gunakan Fat Client atau PC yang umum digunakan.
Operating System
Baik OS Linux maupun Windows bisa digunakan dalam sebuah jaringan thin client. Untuk Linux, LTSP ( Linux Terminal Server Project ) adalah solusi yang popular. LTSP memudahkan kita untuk membangun sebuah jaringan thin client dengan cepat dan teratur. Kelebihan dari Jaringan Thin Client berbasis Linux adalah: anda tidak perlu pusing dengan masalah lisensi dan bisa berkonsentrasi pada unjuk kerja sistem yang anda bangun. Selain itu X-Window (server grafik yang digunakan di linux) memang dirancang dalam model client server sehingga memaksimalkan unjuk kerja dalam jaringan thin client.
Sebaliknya dengan OS Windows, Lisensi adalah hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan seksama karena cukup njelimet namun OS ini memiliki keunggulan dari sisi familiar pada pengguna.
Pilihan terakhir tentu ada ditangan anda dengan mempertimbangkan segala sisi terutama dari sisi perawatan, investasi yang dibutuhkan dan unjuk kerja.
Biaya Investasi
Jika ingin biaya investasi rendah, thin client dapat dibangun dari sebuah PC bekas. Kekuatan CPU dari Thin Client tidak menjadi isu penting sebab sebagian besar proses akan dilakukan di server. Yang perlu diperhatikan adalah kemampuan PC untuk melakukan network booting. Saat ini PC rata-rata sudah memiliki port ethernet plus kemampuan network booting yang bisa diset via BIOS.
Bagi mereka yang tidak mau repot dapat membeli thin client yang sudah jadi dan tinggal digunakan. contohnya adalah Gigabyte TA7 dan Ncomputing tentu dengan biaya lebih tinggi daripada merakit atau membeli PC bekas.
Spesifikasi Server.
Seberapa kuat CPU dan besar Memori yang dibutuhkan oleh sebuah server jaringan thin client? Untuk CPU usahakan CPU terkuat yang mampu anda dapatkan. Semakin kuat CPU-nya semakin baik. Pengalaman saya menggunakan CPU AMD Athlon 1,2GHz memang cukup menopang hingga 8 thin client. Namun kebutuhan saat ini mungkin minimal sebuah Intel Dual Core.
Untuk memori gunakan hitungan sederhana berikut:
(256 MB + 10 MB + 1 MB) x n client *)
(* perhitungan ini disadur dari buku Linux Thin Client Networks, Design and Deployment, David Richard, Packt Publishing.
Sehingga untuk sebuah jaringan berisi 10 thin client, maka minimal memory server yang dibutuhkan adalah sebesar 2,6GB. Saat ini memory sebesar 4GB sudah menjadi hal yang jamak. Disini juga berlaku azas: semakin besar memory semakin baik
Penutup
Saya tidak menyajikan perhitungan detail dengan asumsi setiap orang akan memiliki pengalaman dan cara hitung berbeda. Namun secara umum, penghematan dari sisi investasi thin client minimal 20% dibawah investasi fat client dengan kelebihan pada sisi perawatan, keamanan dan biaya operasi. Thin Client berbasis windows tidak memberikan kelebihan dari sisi biaya lisensi, malah biaya lisensi yang dibutuhkan jauh lebih besar dibanding menggunakan fat client.